Seperti terumbu karang, hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif yang menyediakan banyak manfaat untuk lingkungan maupun manusia. Hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang berfungsi sebagai sistem tunggal yang menjaga zona pesisir agar tetap sehat. Hutan mangrove menyediakan habitat penting bagi ribuan spesies, sekaligus menstabilkan garis pantai, mencegah erosi, dan melindungi tanah -termasuk manusia yang tinggal di sekitarnya- dari gelombang besar maupun badai.
Hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang sering ditemukan bersama. Tiga unsur ini memang bekerja bersama-sama. Pohon-pohon menjebak endapan dan polutan yang seharusnya mengalir ke laut. Rumput lamun memberikan penghalang lebih lanjut untuk lumpur yang bisa membekap karang. Sebagai imbalannya, terumbu karang melindungi padang lamun dan hutan bakau dari gelombang laut yang kuat. Tanpa hutan mangrove, ekosistem yang sangat produktif ini akan runtuh. Hal itulah menjadikan hutan mangrove sebagai dasar dari ekosistem pesisir.
Manfaat dan fungsi Hutan Mangrove dari berbagai sudut pandang baik itu manfaat secara ekologi, konomi, fisik, biologi, dan manfaat secara kimia, juga manfaat secara sosial sangat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pesisir. Adapun manfaat hutan mangrove dan fungsi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Habitat satwa langka
Hutan mangrove sering menjadi habitat jenis-jenis satwa liar. Lebih dari 100 jenis burung hidup di ekosistem hutan mangrove ini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan mangrove merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semupalmatus). Selain itu banyak juga satwa lain yang biasanya terdapat di hutan mangrove seperti kera ekor panjang, kera muka putih, dan satwa-satwa air laut seperti udang, kepiting, moluska, termasuk reptil seperti jenis buaya Caiman crocodilus (Largarto cuajipal).
Terdapat pula hewan-hewan menyusui lainnya termasuk Harimau Royal Bengal (Panthera tigris), macan tutul (Panthera pardus) dan kijing bintik (Axis axis), babi–babi liar (Sus scrofa) dan Kancil (Tragulus sp.), berang-berang (Aonyx cinera dan Lutra sp.) umum terdapat di hutan mangrove namun jarang terlihat. Sedangkan Lumba-lumba seperti lumba-lumba Gangetic (Platanista gangetica) dan lumba-lumba biasa (Delphinus delphis) juga umum ditemukan di sungai-sungai hutan mangrove, yaitu seperti Manatees (Trichechus senegalensis dan Trichechus manatus latirostris) dan Dugong (Dugong dugon), meskipun spesies-spesies ini pertumbuhannya jarang dan pada beberapa tempat terancam mengalami kepunahan.
2. Perlindungan terhadap bencana alam
Hutan mangrove dapat mencegah bencana alam, karena salah satu fungsi utama hutan mangrove adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi dan meredam gelombang besar termasuk bencana alam gelombang besar seperti tsunami (baca: penyebab tsunami). Selain itu vegetasi pada hutan mangrove dapat melindungi tanaman pertanian lahan basah dan lahan kering atau vegetasi alami lain dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
3. Pengendapan lumpur dan penambah unsur hara
Sifat fisik tanaman yang terdapat pada hutan mangrove membantu proses pengendapan lumpur dimana hal ini berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air yang seringkali terikat pada partikel lumpur itu sendiri. Dengan hutan mangrove, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur akibat erosi tanah dan abrasi pantai (baca: abrasi dan erosi)
4. Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan mangrove salah satunya adalah cenderung memperlambat aliran jenis-jenis air karena kerapatan setiap pohon dan akarnya, sehingga membut banyak lumpur mengendap. Pengendapan lumpur ini tentu saja sangat bermanfaat bagi hutan mangrove karena banyak lumpur yang terbawa dari areal persawahan sehingga banyak yang lumpur mengandung unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh semua spesies tanaman di hutan mangrove.
5. Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul-molekul partikel air. Racun-racun ini mungkin terangkut dari wilayah daratan melalui perairan seperti dari limbah dan sampah (baca: pemanfaatan sampah dan limbah) dan akan berakhir di lautan lepas. Beberapa spesies tanaman di dalam Hutan Mangrove dapat membantu proses penambatan racun yang dibawa dari wilayah daratan ini secara aktif.
6. Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah yang merupakan salah satu kekayaan alam berharga dari kehidupan sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untuk memelihara populasi kehidupan liar itu sendiri di masa depan sebagai pendukung kemajuan teknologi ilmu pengetahuan dan untuk mendukung pembangunan suatu daerah.
7. Rekreasi dan Pariwisata
Hutan mangrove memiliki nilai estetika, baik faktor alamnya maupun kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan objek wisata yang berbeda dengan objek wisata lainnya. Karakteristik hutan yang berada di peralihan antara darat dan laut dianggap para penikmat wisata sebagai hal yang unik sehingga menjadi salah satu keunggulan hutan mangrove.
Kegiatan wisata di area hutan mangrove disamping mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha di sekitar area ekosistem hutan dan ekosistem pantai, juga mampu menjaga keseimbangan lingkungan dan ekosistem hutan, khususnya hutan mangrove.
8. Sarana pendidikan dan penelitian
Hutan mangrove dimanfaatkan dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai negara dengan area hutan mangrove paling besar di dunia, Indonesia tentu membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan, maka dari itu hutan mangrove digunakan sebagai salah satu sarana agar kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan ekologi.
9. Penyerap Karbon
Menurut penelitian, satu hektar hutan mangrove dapat menyerap 110kg karbon dan sepertiganya dilepaskan berupa endapan organik di lumpur. Proses fotosintesis yang mengubah karbon anorganik dalam bentuk dioksida menjadi bentuk karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi.
Pada sebagian besar ekosistem hutan, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer (baca: fungsi atmosfer, lapisan atmosfer) sebagai karbon diaoksida (CO2). Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan sebagai sumber pelepas karbon karena tumbuhan di hutan mangrove memiliki banyak daun sehingga lebih berpotensi menyerap karbon dalam jumlah yang banyak dibanding dengan tumbuhan lain.
10. Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan mangrove mampu menjaga kelembaban dan curah hujan kawasan tersebut (baca: alat pengukur curah hujan), sehingga iklim di sekitar daerah dengan hutan mangrove akan terjaga iklim mikro yang mana bergantung terhadap beberapa faktor seperti suhu, kelembaban, angin, dan cahaya matahari. Iklim mikro sendiri merupakan faktor kondisi fisik iklim yang mempengaruhi suatu daerah relatif kecil, hanya beberapa puluh meter atau bahkan hanya beberapa meter. Kondisi ini terdapat di perut bumi, atau di bawah kanopi pepohonan. Iklim mikro para hutan mangrove juga dipengaruhi oleh angin, topografi bahkan vegetasi yang ada pada hutan mangrove tersebut.
11. Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem hutan mangrove adalah adanya sistem perakaran mangrove yang sangat kompleks dan rapat, selain itu lebatnya akar tumbuhan di hutan mangrove dapat memerangkap sisa-sisa bahan organik dan endapat yang terbawa air laut dari bagian daratan (baca: ekosistem air laut). Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan rumput laut maupun terumbu karang. Karena proses inilah maka mangrove seringkali menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas ekosistem pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayang daratan. Akar pepohonan di hutan mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi tanah dan abrasi pantai. Selain itu buah vivipar yang ada pada hutan mangrove sering terbawa arus pantai dan tersebar menjadi hutan mangrove di habitat yang baru . Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
12. Melindungi dan memberi nutrisi
Hutan mangrove memproduksi nutrisi yang dapat menyuburkan perairan laut, baik anorganik maupun nutrisi organik. Dengan rata-rata produksi primer hutan mangrove yang tinggi, hutan mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang, dan hewan air payau lainnya. Hutan mangrove menjadi tempat perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa jenis hewan seperti udang, kepiting, dan ikan air payau.
Demikian tadi merupakan manfaat dari keberadaan hutan mangrove. Perlu bagi kita untuk terus menjaga kelestarian hutan mangrove agar keseimbangan alam tetap terjaga.
Sumber: “Manfaat Hutan Bakau (Mangrove) untuk Manusia & Kehidupan”, https://tirto.id/ekiJ, https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/manfaat-hutan-mangrove
Recent Comments